#Post Title #Post Title #Post Title
Tampilkan postingan dengan label Tulisan Qalbu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tulisan Qalbu. Tampilkan semua postingan
Senin, 13 Juli 2015

Senja di Mata Kakek

[ Read More ]
Selasa, 09 Juni 2015

Untuk Cinta



Selasa, 9 Juni 2015


Surat Merah Jambu untuk Dia





Hei.. Kenalkanlah diriku pada hati yang tulus itu, dengan syarat tanpa perlu mendekatiku.

_______________________________________
Aku adalah tumpukan tulang dan daging dari sepasang kekasih yang diantaranya melahirkanku dengan penuh cinta kasih. Karena sebab keberadaanku mereka menjadi merasa berarti dan menjadi keluarga sesungguhnya. Juga karena mereka hidupku menjadi sangat berarti.


Wahai yang selalu memberiku kekuatan...
Dewasa ini ku temukan sebutir dari beribu untaian biji saga yang menghentikan langkahku, mengajakku berbalik memicingkan mata. Yah, kiasan ini sebenarnya tak pas,hahaha J. Ada sesuatu yang mengganggu hidupku, mimpi yang menjadi nyata.


Seorang Adam yang menyatakan rasa, yang membuatku bertanya-tanya, “Apa yang telah ku lakukan padamu? Tak ku lakukan apapun, kurasa.” Kamu tak salah, dan kau berterimakasih fitrah itu memang ada.
Mataku enggan terlihat kuyup karena hujan yang terjatuh petang ini, ah...
Aku ingin menulis..
Mudah-mudahan angin bersedia menjadi pos untukku.

Terimakasih yaa Rabb..
Atas anugerah cinta yang Engkau titipkan untukku melewati seorang Adam
Terimakasih Engkau percayakan ujian ini agar aku tangguh menjalaninya
Menghitung sebarapa jauh aku bisa shobar
..dan tentu saja akan ku hadapi dengan setitik ilmu yang Engkau berikan, segala pengetahuanku tentang nafsu yang tiada pernah habisnya.
Engkau selalu benar ya Rabb, bahwa ketika terjerat cinta,maka cinta yang sejati itu akan selalu memberikan yang terbaik tanpa perlu meminta. Yang memberi tanpa perlu menengadahkan jari, jua tanpa perlu kembali.
Lungguh tutur ketika berbicara, tangan-tangan yang berhias kebaikan, beserta ketaatan dari seorang anak kepada Ibu Bapaknya.
Namun apalah yang ku punya sekarang ini bagai kendi tanpa air, kemarau dengan segala ilmu Tuhan. Sadarlah diriku yang penuh kehinaan ini sedang meniti jalan demi kemashlahatan, Insya Allah.
Aku tak memiliki kebanggan barang satupun, kecuali kebanggaanku karena dilahirkan dari kasih kedua Bidadariku. Jadi, apa yang harus ku perbuat? Sejatinya aku hanya kembali pada Allah semata...
Wahai lelaki yang penuh kesalihan...
Maaf,
Jika raga ini mengukir luka
Jika mata ini memikat engkau pada derita
Jika hati yang keras ini tak mampu membalas
Yang aku tahu, seorang laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik pula, begitupun sebaliknya. Aku tahu engkau lebih memahami segalanya lebih dariku. Namun..jika engkau itu kelak adalah dia, calon imamku, aku akan bersabar menanti dimana engkau akan mengajakku pada syurga-Nya. Pada saat itu, engkau bangga memiliki diriku, sebaliknya aku bangga memiliki engkau imam yang shalih.
Dan ku terima seandainya engkau yang ku butuhkan, nanti bukanlah orang  yang ku harapkan.
 
Wassalaam................................Kamil Attirmidzi Muhammad


[ Read More ]
Rabu, 03 Juni 2015

Surat Kecil Untuk 2 Bidadariku

Kamis, 4 Juni 2013

Ibu,
Aku telah melemparkan diri ke dalam bayangan kekhawatiran. Aku terjauhkan dari kasih yang telah merawatku, serta engkau yang memberiku kemampuan untuk berjalan. Mungkin saja aku kini setengah terlupakan, ah tidak, hanya saja aku tiada lagi berkumpul disana.
Disini aku seperti merangkak lagi, menyusuri dinding bangunan menjulangkan ego. Aku mencari-cari dimana aku bisa mendapatkan cahaya, dan tetap menjadi seperti kata Ayah.

Ayah,
Kadang aku kehilangan tawa, tapi semua ini memaksaku untuk selalu teresenyum :-) dan itu tak apa. Maafkan aku, Ayah.. Nasihatmu belum bisa ku lakukan dengan sebaik yang engkau inginkan, menjadi anak shalihah.

Ibu, Ayah...
Aku selalu terjatuh, bangkit, terjatuh lagi. Hingga tak terhitung luka yang telah merobek apa yang ada dalam diriku. aku ingin berdiri walau aku tertatih tanpa tongkat siapapun juga. Walaupun sudah lebih dekat dengan babak belur, tapi semangatku masih seperti pertama aku membuka mata meliuk mengelilingi hamparan bumi, luasnya jagat raya.

Walaupun aku lemah,walaupun aku sendirian memperjuangkan apa yang boleh aku dapatkan, asal ada kalian..
Maka aku selalu bisa untuk menjadi pemenang.

Love you, Ummi Sa'adah, Abii Attirmidzi Muhammad.
[ Read More ]
Sabtu, 23 Mei 2015

Pengantar Tidur II


Sabtu,14 Febrari 2015

Orang-orang marak membicarakan kado. Disana-sini mawar merah merekah menjajakan diri, "Sini, aku cantik bukan?". Dijalanan lampu-lampu hias memesona berkerlip seperti bintang di angkasa sana.
Bagiku apalah arti semua itu.
Karena dia yang ku rindu, yang ku sayang, jauh ku lihat dia berjalan mendekatiku. Takut-takut dia hendak menyeberang jalan, dengan setumpuk beban di pundaknya. Aku memapahnya. Wajahnya terlihat lesu, pecinya juga menjadi lusuh karena perjalanan panjang.
Dia tersenyum, ikhlas. Menghilangkan semua kekhawatiran, menghapus semua penat.
Ku pegangi tangannya yang kekar walaupun kian merenta, ku kecup seakan tak ingin berpisah.
Dia pahlawanku...
Idolaku...
Segalanya bagiku.
Kasihnya yang tak pernah pudar, bagaimanapun keadaanku.
Di matanya terdapat telaga, sorotnya penuh kehangatan mengalahkan sang mentari. Walau keringat mencucur di pelipis, walau tulang belulangnya kian meremuk, engkau tetap engkau...
Ayahku.
Terimakasih untuk segalanya, pengorbanannya, tak dapat tergantikan.
Semoga engkau selalu disampingku. Ayah.
[ Read More ]
 
 

Labels